Sejarah Desa

Legenda Nama Cijambe (Sasakala)

Berdasarkan cerita turun-temurun orang tua di Cijambe, Buyut Lidah memliki nama asli Lidah Suryanegara keturunan dalem (Bupati) Majalengka. Beliau pergi dari Majalengka tahun dan sebabnya tidak diketahui. Buyut Lidah pergi dari Majalengka ditemani oleh Putrinya yang konon kata sangat cantik jelita bernama Nyi Mas Emed dan lebih dikenal dengan nama Buyut Emed serta didampingi pengiring/pengawal (dalam istilah pewayangan dikenal dengan PANAKAWAN).

Buyut Lidah sampai di daerah atau kampung Bantar Jambe tepatnya sebelah timur Situraja. Beliau dan putrinya tinggal dan menetap di Bantar Jambe. Dalam mengisi waktu luangnya Buyut Lidah sering berkeliling sekitar wilayah Bantar Jambe dan sekali waktu Beliau pergi dari Bantar Jambe ke arah Situraja terus kearah utara menuju Malaka, Cikekes, Samoja menyebrang ke Parugpug lanjut kesebelah barat sampailah kesuatu kampung (babakan), beliau istirahat dan tinggal di kampung (babakan) tersebut beberapa hari.

Berawal dari perjalanan tersebut Buyut Lidah mulai tertarik dan merasa kerasan tinggal di kampung (babakan) di sebelah barat Parugpug tersebut. Seiring dengan waktu Beliau sering bolak-balik antara Bantar Jambe dan Kampung (babakan) tersebut. Suatu waktu kebetulan musim kemarau, Buyut Lidah pergi dari Bantar Jambe kurang lebih jam 17.00 melewati kumpulan penduduk yang sedang ngobrol di teras rumah (dalam istilah sunda tempat tersebut dikenal dengan sebutan “bale atau tepas” yakni tempat berkumpulnya keluarga/masyarakat pagi atau sore hari), salah satu penduduk bertanya : “ siapakah orang tersebut perasaan kerap lewat kesini dan menuju ke kampung (babakan) dan darimana dia berasal ?”. dijawab temannya : ” Dia itu orang Bantar Jambe’. Maka sejak itu kampung (babakan) sebelah barat Parugpug dikenal dengan sebutan CIJAMBE.

Buyut Lidah akhirnya tinggal di Cijambe karena lingkungan dan wilayah di sekitar Cijambe dirasakan cocok sebagai tempat tinggal Beliau dan keluarganya.

 

SILSILAH KETURUNAN BUYUT LIDAH

  1. Nyi Mas Emed (Buyut Emed) menikah dengan Emah dari daerah Silegok. Beliau membuat selokan dari mulai Ciparay sampai dengan pesawahan di daerah Cijambe melawati Sasakdua, kesebalah barat Pasireungit Tonggoh, menyebrang ke Cipicung dan tersambung ke selokan Cibaregbeg. Dari selokan Cibaregbeg inilah pembagian air untuk mengairi pesawahan di daerah Cijambe. Selokan tersebut diberi nama Selokan Cijambe sampai sekarang. Dulu kala air selokan tersebut tidak ada yang berani menggangu karena air tersebut khusus untuk pengairan sawah di Cijambe, seiring berjalannya waktu air dari selokan tersebut tinggal cerita sebab airnya habis digunakan untuk pesawahan disekitar selokan tersebut.

Dari hasil pernikahannya tersebut mempunyai anak 3 (tiga) orang, yakni :

  1. Limun (Pria), bertempat tinggal di wilayah Darmaraja;
  2. Mamut (Pria), bertempat tinggal di wilayah Majalaya;
  3. Banintar (Wanita), cikal bakal keturunan di Desa Cijambe.

Banintar menikah dengan Saliam (Buyut Saliam) dari Haurkuning. Sejak itu dari mata air Cicaneang dibuat selokan ke pesawahan daerah Tegal Bokor (Daerah Cijambe).

Banintar memiliki 8 (delapan) orang anak :

  1. Alwian;
  2. Ruki;
  3. Asmu (bertempat tinggal di Pasireungit);
  4. Iyah;
  5. Jumi;
  6. Uin (bertempat tinggal di Haurkuning);
  7. Econg; dan
  8. Jimah

Makam Buyut Lidah

Di Cijambe ada mata air namanya Ciburial, tapi lebih dikenal dengan sebutan Cideukeut tempatnya sebelah barat daya Cijambe, ± 200 sebelah utara dari mata air Cideukeut terdapat pemakaman yang bernama Mahsedet, di sana Buyut Lidah dimakamkan. Sebagai tanda disekeliling makam ditanami pohon bambo (bambu kuning), dan disebelah timurnya ada pohon peundeuy. Pohon peundeuy tersebut telah diganti dengan pohon beringin dikarenakan telah mati.Makam Buyut Emed.

Buyut Emed dimakamkan di pemakaman Munggang, tempatntya sebelah timur Cijambe. Kenapa disebut Munggang ?, Munggang adalah tempat yang agak tinggi dibanding dengan wilayah sekitarnya dengan kata lain bukit (Mumunggang).

 

Sejarah Desa

Desa Cijambe merupakan salah satu desa dari 10 (sepuluh) desa di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Situraja.

Dulunya Kecamatan Paseh merupakan bagaian atau kewedanaan Conggeang, berdasarkan peratuan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1980 tentang Pembentukan Kecamatan Paseh di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang tanggal 5 November 1980, ditetapakan menjadi Kecamatan Paseh dan terdiri dari 4 (empat) desa, yakni Desa Bongkok, Desa Paseh, Desa Legok dan Desa Cijambe. Terhitung tahun 1982 terjadi pemekaran desa di Kecamatan Paseh, termasuk di dalamnya pemekaran Desa Cijambe menjadi 2 (dua) desa yakni Desa Cijambe dan Desa Pasireungit.

Menurut sesepuh Desa dan tokoh masyarakat, sejak berdiri sampai sekarang Desa Cijambe telah dipimpin oleh Kuwu atau Kepala Desa, sebagaimana termuat dalam table.

 

DAFTAR KEPALA DESA/KUWU DESA CIJAMBE

No Nama Kepala Desa (Kuwu) Masa Jabatan Keterangan
1 RADE LIDAH SURYANEGARA Tidak Diketahui  
2 BUYUT SALIAM Tidak Diketahui  
3 ALWIAN Tidak Diketahui  
4 ASMU Tidak Diketahui  
5 ALYASIN Tidak Diketahui  
6 DIRA Tidak Diketahui  
7 ARPAWI 1905-1938  
8 SUKARNA 1938-1944  
9 NATA ATMAJA 1944-1948  
10 SUMARYA 1948-1956  
11 ENDUN 1956-1959  
12 SUPARMAN 1959-1968  
13 O.SUKARYA 1968-1969  
14 O.WARMA 1969-1970  
15 NIRYA 1970-1971  
16 MARSA SURATMAN 1971-1981  
17 TARYA 1981-1983 PJS (pemekaran Desa )
18 UCUP SUPANTAWIRIA 1983-1990  
19 SUKARNA 1990-1993 PJS
20 UNEN SUTISNA 1993-2001  
21 YETI SURYATI 2001-2006  
22 ENCE CASYADI 2006-2012  
23 ENCE CASYADI 2012-2018  
24 TAKHYAR S. ISKANDAR 2018-Sampai Sekarang